Wednesday, December 7, 2011

...jadi perempuan itu, menyenangkan :)


Kadang, kita menemukan sesuatu yang sangat menyenangkan di waktu-waktu yang tidak terduga dan dari hal yang kecil. Misal saja, tanpa sengaja menemukan kalimat-kalimat konyol sekaligus bikin mikir dari artikel di sebuah majalah entah jaman kapan.

Pernah ada yang merasa tidak cukup beruntung sebagai perempuan? Bukan, bukan tentang menjadi semacam kurang percaya diri karena berat badan berlebih, karena merasa tidak cukup tinggi, atau karena merasa tidak cukup seksi hingga membuat mata laki-laki di sepanjang lorong mengikuti langkah kita ketika kita jalan. Bukan. Kita tidak berhak untuk merasa tidak beruntung karena hal-hal itu. Siapa bilang itu semacam kekurangan dan kita harus mengikuti peraturan: “Kamu harus kayak gini, biar kamu disebut cewek.” Apapunlah, kita nggak harus merasa kurang atas diri kita.

Dan pernah tidak, kita berdebat dengan seorang kawan laki-laki kita. Dan barangkali, teman kita akan berucap, “Jadi cowok tu enak, kamu bisa gini-gini-gini….” Apa sih yang biasanya membuat mereka menjadi begitu congkak karena kebetulan mereka laki-laki? Karena mereka bisa pulang lebih malam, karena mereka bisa cuek tidak memperhatikan apa yang ada di badan mereka?

Enggak. It’s good to be a woman. Itu judul tulisan Avianti Armand, salah seorang arsitek perempuan yang karyanya diperhitungkan dan penulis juga. Nah, itulah tulisan yang tanpa sengaja saya temukan dan saya jadi ikut setuju sama dia sambil mikir-mikir sendiri juga. Di tulisan itu, dia sedikit ‘sebel’ sama salah satu kawan perempuannya yang merasa kurang beruntung sebagai perempuan. Dan dia semakin sebel karena temannya itu perempuan. Sama kali yah, saya juga bakal sebel kalau ada teman perempuan saya yang merasa nggak beruntung karena kita perempuan. Lah apa deh?

Kalau tentang beberapa hal yang begitu identik dengan “dunia cowok” membuat kita nggak bisa nglakuin hal itu, ya itu karena kitanya aja. Kita aja kali yang nggak niat, nah buktinya ada kok, beberapa perempuan yang sering panjat tebing, yang keluar-masuk hutan, bahkan yang memelihara singa atau macam. Masalahnya adalah, kita mau apa enggak?

Nah itu, saya ketawa-ketawa bahagia membaca artikel Avianti, bagi saya, ide dia membantah kenapa kita harus merasa nggak beruntung jadi cewek sangat cewek banget. Dalam artian, hal-hal yang dianggap membuat cewek jadi super ribet dan rempoooong itu sebenernya cuma sekedar anggapan, karena kita punya sesuatu untuk menunjukan dan membuktikan, bahwa: menjadi cewek itu, nggak serempong itu. Gampangannya: hei, jadi cewek itu menyenangkan, tauk…:p

Misal, ehm, yang sangat sederhana, cewek itu kalau bepergian ribet, bawaannya pasti banyak, tasnya banyak atau berat. Iya, emang, terus kenapa? Karena kita tahu, fungsi adanya cowok adalah buat ngebawain tas kita yang banyak dan berat itu.. :p ; cewek itu, kalau mau nikah ribet, ini-itu mintanya sempurna. Iya, emang, karena kita tahu, ada wedding planner atau orang-orang yang menyediakan kebutuhan pernikahan kita, kita tinggal menelpon sana-sini, mencoba sana-sini, dan cowok, tugas mereka adalah membayar semua kebutuhan itu… :p  Jadi, ehm, kita sebenernya punya beberapa hal yang lebih merepotkan cowok dan kita juga tahu, mereka tidak akan menolak untuk melakukan kerepotan-kerepotan itu. Menyenangkan bukan?

Atau, ketika sedikit sinis mungkin seorang teman cowok bakal bilang, eh, kenapa sih cewek harus punya banyak sepatu, banyak tas, karena bagi cowok tiga pasang sepatu adalah lebih dari cukup. Ya ampun, apa mereka nggak mikir lebih lanjut apa, kalau nggak ada perempuan, industri-industri sepatu itu, yang mempekerjakan ribuan pekerja, akan bangkrut sejak lama, bahkan tidak mau mendirikan pabrik sepatu kali. Dan kalau, ternyata menjadi cowok cukup beruntung, karena mereka biasanya menyembunyikan pinggangnya yang besar dan nggak seksi sama sekali itu dengan perut besar yang sama nggak seksinya. Perempuan lebih cerdik dan pandai dengan punya berbagai macam cara untuk menyembunyikan berbagai hal dan tetap kelihatan oke, benar… ?:p

Dan mari kita cari banyak hal lain yang lebih menyenangkan sebagai perempuan. Siapa yang nggak setuju kalau mencoba baju-baju di lemari dan matching-in warna dan modelnya itu nggak menyenangkan? Cuma cowok-cowok yang nggak tahu rasanya. Dan yang pasti, sst, kita boleh dan bebas memilih cowok seperti apa yang boleh dan pantas jalan sama kita bukan? Biar cowok-cowok itu yang nunggu kita. ;)

Ah ya, yang pasti nggak ada yang salah dan keliru dengan menjadi perempuan dan segala hal tentang perempuan. Entah kita dianggap sebagai orang yang labil karena akan bergabung dengan ratusan perempuan lain di sebuah pusat perbelanjaan karena kalimat ini: discount 80%. Jujur, jujur, yakin nggak kegoda? Mau itu ibu-ibu, remaja, bahkan anak SMA, itu menyenangkan kan? Dan saya percaya, kita hanya akan membeli apa yang kita butuhkan, benar? Karena kita nggak sebodoh itu percaya dengan angka itu. Kita lebih tahu benda mana yang layak dihargai lebih mahal dan biasa saja, kita bisa memilih benda karena kita tahu apa yang kita butuhkan dan tahu kualitas barang yang kita inginkan. Sedangkan cowok, berapa cowok yang mudeng kualitas barang A lebih oke dari kualitas barang B, atau harga barang A lebih pas daripada harga barang B? Mereka akan mengajak kita untuk memilihkan barang terbaik buat mereka karena kita lebih pandai dan cermat dari mereka. Percayalah.

Yah, itu hanya poin tambahan yang menurut saya bisa kita jadikan alasan, mengapa kita melakukan beberapa hal dan tidak melakukan beberapa hal. Sementara cowok tidak melakukan hal-hal yang kita lakukan dengan segala anggapan miring mereka…  mereka, keliru. 

Dan yang pasti,

“Laki-laki tidak diharapkan untuk tahu lebih dari lima warna. Oleh karena itu, laki-laki membutuhkan perempuan untuk membuat dunia mereka berwarna”

Menyenangkan bukan. Berbanggalah…J J

No comments:

Post a Comment