Sunday, December 18, 2011

...dia (lagu dia, buat dia)


Saya lagi semacam belajar, karena saya lagi baca buku, tapi bukan buku cerita, waktu lagu ini kedengeran: Dia-nya, Maliq n D’Essentials. Saya tiba-tiba senyum-senyum sendiri. Dan lalu, ya ampun.

Baca liriknya deh:
Temukan apa arti dibalik cerita
Hati ini terasa berbunga-bunga
Membuat seakan aku melayang
Terbuai asmara

Adakah satu arti dibalik tatapan
Tersipu malu akan sebuah senyuman
Membuat suasana menjadi nyata
Begitu indahnya
Reff:
Dia seperti apa yang selalu ku nantikan aku inginkan
Dia melihatku apa adanya seakan kusempurna
Tanpa buah kata kau curi hatiku
Dia tunjukkan dengan tulus cintanya
Terasa berbeda saat bersamanya
Aku jatuh cinta
Dia bukakan pintu hatiku yang lama tak bisa kupercayakan cinta
Hingga dia disini memberi cintaku harapan
dia seperti apa yang ku nantikan aku inginkan
dia melhatku apa adanya seakan kusempurna
Give me your love
Now so come on and love me
Give me your love
Now so come on and love me
Nothing in this world could come baby love to me
I would tell the world when you give your love to me
Give me your love
Now so come on and love me
Give me your love
Now so come on and love me 

Saya emang suka banget lagu itu dari pertama denger beberapa tahunan lalu. Film-nya, Claudia-Jasmine, juga bagus, walaupun bagi kritikus film mungkin itu film biasa aja, tapi konflik batinnya ada yang benar-benar mempengaruhi saya sampai sekarang. Nggak, saya nggak akan menulis tentang film itu.

Saya akan sedikit bercerita tentang “dia”, yang, saya ingat pertama kali ketika lagu ini kedengeran.

Saya nggak tahu perasaan antara saya dan dia tepatnya seperti apa. Tapi dari sedikit hal yang ada, dari sedikit waktu yang kita punya, saya banyak belajar. Saya nggak belajar filsafat atau politik ke dia, karena saya tidak tertarik untuk belajar itu juga. Saya juga nggak belajar mencintai (???) atau apalah ke dia, kita sudah bisa mencintai sejak kita lahir bukan? Karena di sini, saya justru belajar untuk menghargai diri saya sendiri.

Rada berlebihan yah.

Udah ah.

No comments:

Post a Comment