Thursday, December 15, 2011

...galau #3


“Kamu nggak tahu rasanya Atuna, jadi kamu enak-enak aja ngomong gitu…”

Itu komentar teman saya waktu saya bilang, “Ih, nggak usah ngurangin makan. Ayok makan yang banyak biar tetep sehat”. Gara-gara waktu itu kita ngomongin diet. Dan dia, lebih memilih mengurangi makan daripada olahraga. Bahkan, sempat, satu waktu, ada satu teman lain yang galau, iya, galau, antara mau makan atau enggak. Padahal, posisinya waktu itu kita makan bareng. Akhirnya, dia memilih buat nggak makan.

Jujur saya rada kesal. Saya kira buat apalah kita harus diet demi berat badan tertentu. Tapi mereka bener. Saya nggak tahu perasaan mereka, beberapa teman yang merasa berkelebihan berat badan. Karena sesungguhnya saya pengen menambah berat badan saya barang beberapa kilo, seenggaknya, seperti jaman saya sma atau beberapa tahun lalu. Berat badan saya stabil antara 45 sampai 48. Tapi kini, justru kejar-kejaran di angka 41-43. Padahal kalau lagi sehat dan mood bagus, porsi makan saya cukup oh-wauw.

Tapi, sekarang saya tahu rasanya dilema dan galau, antara mau dan pengen makan tapi merasa bersalah, dan memilih nggak makan.

Saya nggak diet. Dan apa pula yang didietin. Tapi saya dua hari ini nggak doyan makan, sekaligus nggak bisa makan, padahal saya lapaaar dan saya pengeeen makan. Kurang galau apa saya?

Antara makan, tapi sariawan dan radang saya nggak nguatin. Dan bikin saya nggak nafsu makan. Tapi saya rada lapar. Tapi ngadep makanan jatuhnya nggak doyan. Terus sepertinya saya demam dan magh saya kumat. Saya harus makan, tapi saya sariawan.

Segalau itukah, teman-teman yang sempat diet ketat. Pengen makan, tapi keinget timbangan dan target nurunin berat badan?

Sepertinya saya tahu rasanya…
Iya, bahkan bikin mikir.

No comments:

Post a Comment