Monday, April 11, 2011

...foolovesophy


Pada satu titik tertentu, saya sadar saya dibuat gila oleh satu kata, cinta.
Sesadar saya sepertinya tengah berada pada situasi bodoh tersebut. Dan, seperti tindakan bodoh lainnya. Kita sadar pada saat yang kurang tepat. Saat kita kehilangan. Saat kita merasa tidak memiliki. Saat kita merasa ditinggalkan. Dan, semuanya menjadi begitu sentimentil. Itulah, kenapa hal tersebut menjadi begitu bodoh.
Misal begini deh, kita sedang bermain-main dengan satu buah apel yang kita sukai, yang benar-benar kita sukai, dan buah apel itu ada di sebuah keranjang di depan mata. Tapi, diseberang meja, ada orang yang juga suka pada buah apel itu. Kita tahu kita bisa saja mendapatkan buah itu secepatnya kalau kita mengambilnya. Tapi, disisi lain, kita ragu-ragu untuk berebut buah apel yang tinggal satu itu. Ada pikiran-pikiran, bahwa kita bisa mendapatkan buah apel kesukaan di lain waktu. Kita ragu.
Pada saat ragu itu, ada orang lewat dan dengan niatnya bilang, “kalau kamu nggak mau apel itu, nanti kita kasih jeruk deh”. Disatu pihak, hm, jeruk, menarik juga. Nah, orang didepan kita yang sepertinya juga tertarik dengan apel didepan kita sekali-kali melirik siap merebut apel kita. Tapi kita pun sadar, dia, ataupun kita, bisa saja mendapatkan buah apel itu sekarang juga jika mau. Masalahnya, orang itu pun ragu-ragu untuk mengambil apel itu.
Apalagi kita [saya] yang sudah terlanjur diiming-imingi jeruk. Kita tahu bukan, keduanya buah yang nyummy…? Memilih apel yang ada didepan mata, atau merelakan apel itu diambil orang lain. Dan menunggu jeruk yang dijanjikan, jeruk yang pastinya tak kalah enak dari apel, dan kita akan mendapatkannya tanpa saingan, jeruk yang hanya untuk kita?
Saya percaya cinta tak sesederhana memilih buah atau serumit menimbang apel atau jeruk yang lebih manis. Tapi saya percaya, cuma orang bodoh dan kebingungan yang mengibaratkan cinta dengan apel dan jeruk. Yaitu saya.
Apel dan jeruk tak bisa memilih. Walaupun ia bisa busuk kapan saja. Ibarat kata apel atau jeruk itu adalah orang yang harus kita perjuangkan atau orang yang menunggu kita. Ada waktunya ia atau mereka berhenti dan pada akhirnya kita tidak bisa mendapatkan apel dan jeruk itu. Dan mereka, pun berhak memilih. Karena sejatinya mereka bukan buah-buahan yang ada untuk dipilih.
Oh, baiklah, banyak apel dan jeruk dimana saja. Tapi apel dan jeruk yang datang dengan sendirinya ke hadapan kita? Ada? Tidak bodoh, bentak bagian diri saya yang lain. Ternyata, saya hanya merasa bodoh dan dibuat bodoh dengan hal macam buah-buahan yang biasa dinamai cinta itu.[]

2 comments:

  1. ihhhiiiyy ihhhiiiyy....
    siapa apel siapa jeruk tuh??
    ditunggu next post non!!
    :D

    ReplyDelete
  2. ah, sial, ada yang mengamati. hahah..

    ups, blog kan masalah privat yang dilempar ke publik... :D

    ReplyDelete