Monday, April 4, 2011

...cepat-cepat-cepat-buru-buru

apa yang bisa dilakukan dalam waktu yang sedikit?
hampir terlambat?
bahkan sudah terlambat?
tapi harus segera, cepat, dan tepat

begitulah ritual senin pagi saya satu semseter ini

entah kebodohan yang tumbuh dari mana
saya selalu telat kuliah di hari senin.
dan itu, di mata kuliah yang sama
yang seyogianya masuk jam setengah delapan
dan saya baru bangun jam delapan
(ah, bodo amat, saya dibilang malas. emang kenyataannya saya bangun siang)

langkah pertama adalah membuka pintu kamar
membiarkan udara segar (segar?) masuk kamar
merapikan segala slimut, buku berserak, dan sprei dan segala-gala yang terlihat tak rapi
mencari sapu (yang seringkali entah dimana)
membersihkan sebisanya

langkah kedua adalah menyambar handuk (yang berada ditempat biasa)
mencari kamar mandi kosong
mandi sekenanya, yang penting bersih
kuranglebih limabelas menit
masih pake handuk, teriak-teriak mbangunin temen sekelas saya
dulu ada dua
kenyo yang cantik dan nindya yang nggak kalah cantik
tapi, sekarang kenyot udah pindah kost
jadilah cuma teriak satu kata "nduuuuuut..."

jika beruntung, nindut udah bangun
jika nggak beruntung, dia belum bangun dan akan memilih tidak masuk

nah, apa yang bisa dilakukan dalam waktu yang jelas-jelas sudah terlambat itu?

segera DANDAN  dan BERANGKAT!
cukup.
sambil sms-sms teman yang bisa barengan
biasanya si yang kostnya dekat-dekat aja
sigit rilo tentunya

perkara sampai kelas sudah telat. kita tahu itu.
dan, anehnya, dari 100-an teman-teman yang masuk kuliah Jurnalistik (ya, itualah mata kuliah pagi-senin)
hampir setengahnya telat
dan, banyak yang lebih telat dari saya

ada banyak orang malas di kelas saya?
bisa jadi.
kami tidak disiplin? benar.
kami bodoh? tidak.

kami hanya tak pernah terbiasa untuk selalu disipilin.
saya mengelak dan mencari pembenaran. sepertinya.

tapi, sesungguhnya, saya capek dengan ritual pagi tak mengenakan itu.
lupa sarapan, tergopoh, tidak bisa menikmati jalan pagi ke kampus
buru-buru
lupa bawa ini, lupa bawa itu

belum lagi, muka dosen yang jadi berubah manyun
muka masih sayu
rambut nggak sempat disisir
parfum kebanyakan

dan, saya bertekad merubahnya tiap minggu malam
seperti malam ini.

besok, kita lihat saja...
seberapa niat saya untuk berubah.

No comments:

Post a Comment