Sunday, July 17, 2011

...nenek lampir vs olga syahputra

Karena saya tidak mau, dan tidak pernah mau. Dilihat sebagai nenek lampir ataupun artis yang sering bertingkah Olga Syahputra. Saya maunya dikenal sebagai saya. saya. saya. Diyah.

Kenapa mereka? Bukan kenapa-napa. Tapi ada satu hal cukup merisaukan saya beberapa hari ini. Yaitu "image". Masih nyambung dengan beberapa hari lalu. Ketika saya berpikir tentang menjadi disebelin orang. Maka semalam saya juga masih berpikir tentang itu.

Saya kira ini masalah saya sendiri. Sayangnya, saya malah menjadi labil dengan koar-koar ke teman saya. Tapi sesungguhnya, saya semalam butuh orang untuk menilai saya. Menilai kerja saya. Dan, satu-satunya orang yang pantas, dan harusnya, ya, harusnya, menilai saya adalah teman saya itu.

Jadilah saya berdiskusi dengan seorang teman yang lain. Dan, ya, jawaban dia adalah, bahwa, semuanya relatif.

Aih. Semua memang relatif.

Sudah. Saya malas berdiskusi lagi tentang hal ini. Tentang menjadi mak lampir atau olga syahputra. Tentang dilihat sebagai orang baik atau sebagai orang jahat. Tentang dicintai dan dibenci.

Saya cuma pengen bilang: saya Diyah. Kenal saya sebagai Diyah. Panggil saya Diyah. Bukan nama atau sebutan yang lain. Karena saya tidak lagi menjadi Diyah dengan sebutan yang lain.

No comments:

Post a Comment