Monday, June 27, 2011

...tentang beberapa perempuan dan lelakinya

Hal ini bukan tentang seorang perempuan yang punya banyak suami atau pacar. Tapi, tentang bagaimana beberapa perempuan [sedikit-banyak] membuat seorang lelaki berubah. Yang masih belum saya mengerti.

Berawal dari sebuah bercanda-canda dengan seorang teman beberapa malam lalu sambil melihat sebuah video becandaan jaman dulu. Di video itu merekam beberapa teman yang bermain-main, ngerjain orang, becanda-canda, dan ketawa-tawa ngakak. Ada beberapa orang di video itu. Termasuk satu teman yang akhirnya membuat saya mikir.

Jadi, dia, di video itu seperti semua yang ada di video itu, tertawa ngakak, bahkan ada yang sampai guling-guling. Dan, waktu saya dan teman saya nonton lagi video itu kemarin malam, teman saya berujuar, “Wah, itu waktu si A (mari sebut dia A) masih ceria”. Ehm, “masih ceria?”. Berarti sekarang jadi nggak ceria? 
 
Benar. Dia, si A itu, sekarang memang cukup jauh berbeda dengan si A beberapa waktu lalu. Dia sekarang lebih pemurung dan tak tertebak. Tidak spontan, tidak nyaman dengan keadaan. Oke, setiap orang berubah, tapi, wajar bukan kita sedikit prihatin jika satu teman kita jadi nggak ceria. Dan, kenapa dia jadi begitu? Salah satunya adalah, karena perempuan. Bilang saja saya sok tahu, tapi kurang lebih memang begitulah adanya. Karena setidaknya si A itu pernah beberapa kali cerita kepada saya dan beberapa teman lain.

Begitu besarkah efek kehadiran dan kepergian seseorang untuk sebuah keceriaan diri kita? Terutama, seorang perempuan bagi seorang laki-laki?

Contoh satu, teman saya itu. Sayangnya contoh yang kurang menyenangkan.

Atau, bagaimana seorang perempuan bisa mempengaruhi laki-laki dalam hal yang lebih positif. Simpel saja, teman saya yang lain, seorang perempuan, bisa membuat pacarnya bersemangat mengejar lulus kuliah. Bangun pagi. Berangkat kuliah rajin. Mengerjakan tugas rajin. Dan lebih hidup. Bagaimana dia melakukannya? Bukan dalam waktu yang singkat dan instan. Bahkan seringkali jam tujuh kurang seperempat teman saya tergopoh-gopoh ke kost pacarnya untuk membangunkan dia yang kuliah jam 7 dan belum bangun. Bagi sebagian yang lain terlihat naïf. Tapi, nyatanya, ada sesuatu yang positif. Dan saya salut pada teman saya itu, hingga sekarang.

Ah, memang harusnya, jika boleh berandai, tentu kita (perempuan) harusnya memberikan pengaruh yang poitif itu tadi. Karena, sesungguhnya saya masih belum mengerti dengan teman saya si A itu tadi. Apa iya, begitu besarkah pengaruh seorang perempuan pada satu orang laik-laki hingga ia kehilangan sebuah “keceriaan”. Saya belum mengerti. Hanya belum mengerti.

No comments:

Post a Comment