Wednesday, May 2, 2012

...tujuan?


Saya punya pertanyaan hampir sama ketika berhenti di lampu merah, ketika diam di dalam bus atau kereta saat bepergian: ke mana orang-orang ini pergi? Kenapa mereka pergi? Apa yang akan mereka lakukan di tempat tujuan mereka? Maka, kemudian, yang terjadi adalah sebuah percakapan pendek tentang, turun di mana? Dari mana dan mau ke mana? Lalu kegiatan atau pekerjaan apa yang akan di lakukan?

Akhirnya saya tahu, setiap orang punya tujuan. Atau, setidaknya, setiap orang punya alasan. Pun ketika seseorang menjawab, “Saya mengikuti ke mana kaki saya melangkah,” setidaknya pada akhirnya dia memiliki tujuan, dan dia punya alasan kenapa dia menghentikan kakinya di satu tempat.

Tujuan.

Dan alasan.

Tujuan berbeda, membutuhkan proses berbeda. Proses yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula. Semua orang tahu itu. Ada pilihan bus yang berbeda untuk menuju rumah saya di Banjarnegara atau menuju Jakarta dari Solo. Ketika menuju Jakarta, kita bisa memilih kereta api, bus, atau pesawat terbang?

Mungkin saya bisa menumpang bus tujuan Jakarta sampai Jogja atau Bawen, lalu saya memilih bus arah Banjarnegara. Mungkin saya bisa memilih pulang ke Banjarnegara lewat Magelang, lalu naik bus menuju Jakarta dari rumah saya.

Ehm, ketika saya tidak punya banyak uang saku, tentu saya akan memilih Senja Bengawan untuk menuju Jakarta, toh sekarang kereta ekonomi tak begitu mengerikan (katanya). Atau jika ingin lebih cepat dengan perbandingan harga tak seberapa, bisa memilih Argo dan jika bukan long-weekend dan masih punya cukup waktu, sepertinya lebih efisien memilih tiket promo Lion Air. Atau jika mau pelayanan cukup nyaman, terjangkau, dan lebih menikmati perjalanan memilih Senja Utama atau Rosalia Indah. Kurang dari sehari, saya sudah meninggalkan Solo, dan berada di Jakarta.

Apakah saya akan berbicara mengenai pilihan alat transportasi menuju Jakarta dari Solo? Saya bukan ahlinya. Saya bukan orang yang sering melakukan perjalanan.

Saya sedang terpesona dengan gambarang tentang tujuan, proses menuju tujuan, kenapa memilih proses itu, dan hasil akhirnya. Kenapa? Sepertinya saya baru tahu, bahwa saya bisa belajar pada beberapa hal yang tidak saya sadari sebelumnya. Melihat kenapa seseorang harus mengisi bensin dan mengendarai sepeda motornya. Mengerti kenapa masinis harus mematuhi segala kode dan aturan kecepatan kereta agar tidak ada kereta terlambat, sehingga tidak perlu ada jadwal yang tersendat. Meskipun agak kurang setuju dengan gaya supir Sumber Kencono (atau Sumber Selamat) agak lebih kencang memacu gas di jalanan Klaten yang lempeng kayak muka saya kalau bosen.

Anyway, sebenarnya satu minggu ini saya agak sedikit kebingungan. Tentang kenapa saya menulis sesuatu, yang ketika saya menyelesaikannya, saya merasa itu adalah hal yang buruk, lalu saya menghapus semuanya, membuat ulang strukturnya, meyakinkan diri dengan konsep dan bahan yang ada. Dan masih saja geram sendiri, sambil bertanya, “Ini saya nulis apaan sih?”. Karena agak kesal, maka saya memutuskan untuk menonton ulang Gossip Girl yang ada di laptop saya. Dan, selamat buat saya, yang berhasil menyelesaikan dua season awal berisi sekitar tiga puluh episode.

Jadi, gini, nggak cuma milih kendaraan loh ternyata, kita harus mengingat tentang tujuan. Tapi dalam beberapa hal lainnya. Termasuk menulis.

*yah, anyway, ini saya sebenernya nulis apaan sih?

2 comments:

  1. hahaha...
    awalnya tentang tujuan, tapi akhirnya tentang kebingungan 'tulisan apa'..
    tp memang, jika ngomongin filosofis tujuan itu gak bakal ada habis2nya..

    ReplyDelete
  2. iya, bakal nggak ada habisnya... :)))

    oh, kenapa ttg tulisan, karena ternyata, tiap tulisan itu juga tergantung tujuan. nah, makanya, dari hal kecil kayak tentang kesulitan menulis, pada akhirnya kembali pada "apa tujuan awal dari tulisan yang akan kita tulis..."

    kurang lebih gitu... :)

    ReplyDelete