Tuesday, October 25, 2011

... you are: things on your bag


Setelah beberapa hari lalu ngobrolin tas yang bisa jadi simbol kelas sosial. Momen bersih-bersih, termasuk membersihkan isi tas, membuat saya berfikir bahwa, kita juga bisa dinilai dari apa yang ada di dalam tas kita.

Karena pasti, saya yakin pasti, akan ada barang-barang yang selalu harus ada di dalam tas. Mau itu ganti tas sehari sepuluh kali, barang-barang itu akan selalu terbawa. Meskipun tidak begitu penting, meskpin pada akhirnya tidak terpakai. Saya si nggak tahu yah, ini hanya terjadi pada saya, atau juga pada semua orang. Tapi rasa-rasanya beberapa orang yang saya kenal memang tergopoh memindah beberapa barang ketika harus ganti tas, dan, barang-barang itu sama.

Beberapa benda yang bagi beberapa orang tidak penting, tapi sangat, sangat penting bagi saya, misalnya: minyak kayu putih. Saya hampir selalu membawa minyak kayu putih, alasannya sederhana, kalau tiba-tiba magh saya kambuh, saya bisa memakainya untuk menghangatkan perut saya. Kedua, hand sanitizer, sederhana juga, kan kita biasanya langsung makan di mana saja tuh, nah, sanitizer ini perlu untuk dipakaikan di tangan sebelum makan, saya percaya bisa mengurangi beberapa persen kuman di tangan saya atau menjadikannya lebih bersih setelah makan juga. Tissue juga memiliki fungsi hampir sama yah, entah itu kering atau basah, intinya buat lap-lap. Nah, lalu, barang-barang macam dompet dan ponsel. Itu biasa saja sih. Ya emang harus dibawa toh?

Tapi isi tas saya yang saya bersihkan tadi pagi, ini isi tas kemarin sepertinya, kok ya, bawa-bawa kalung dan pelembab segala. Jadi, isi lengkapnya: ada dompet, kacamata, jam tangan, kalung, stabilo, bolpen, tisu basah, minyak kayu putih, iket rambut, sanitizer, head-set, pelembab, dan lip gloss. Kalau dipikir-pikir, ngapain saya bawa barang-barang itu yah? Yakin kepake? Yo embuh. Kadang-kadang saya ngrasa, saya akan membutuhkan benda-benda itu. Misal gini deh, saya harus pergi dari pagi sampai malam, terus muka saya kacau banget, saya bisa dong, mbersihin pake tissue basah dan biar nggak pucet, saya pakai lip glossnya?

Saya jadi keinget, pernah ada tulisan bilang, “perempuan senang membawa barang-barang yang belum tentu terpakai di dalam tasnya”. Ya gimana dong, itu semua bisa saja menjadi kebutuhan. Dan kebutuhan orang juga kan beda-beda. Ada teman saya yang selalu membawa kaos ganti ke mana-mana, karena dia sering ada acara dari pagi sampai malam sementara dia mudah sekali berkeringat. Atau teman saya yang seorang wartawan surat kabar lokal yang cantik itu, juga membawa make-up set lengkap dan baju ganti dan sepatu ganti. Atau teman saya yang hampir selalu membawa cologne. Selalu membawa sisir. Selalu membawa kaca. Saya percaya akan ada manfaatnya.

Selama tasnya muat aja deh yah.

are we something in our bag, too? Maybe, yes.

No comments:

Post a Comment