Monday, September 12, 2011

... beda (lagi)


Beda pendapat itu biasa. Biasa banget. Malah, seringkali jadi pelajaran. Buat menghargai orang lain dan sekaligus membuat kita mikir lebih dalam tentang sesuatu yang kita perdebatkan.

Tapi, beda pendapat dengan orang yang kita sayang banget dan sayang banget sama kita? Apalagi tentang masa depan? Susah kali, memperdebatkan sesuatu yang sama sekali belum terjadi.

Apalagi kalau lama-lama kita merasa semakin terpojok. Kadang adanya jadi nahan emosi. Mau habis-habisan mempertahankan pendapat kita, semakin terpojok. Mau mengiyakan pendapat orang lain, rasanya keliru. Mau saling menghormati, sulit, karena sama-sama keras dan saling memojokan.

Bayangkan itu jika harus berbeda pendapat dengan orang yang kita sayang banget dan sayang banget sama kita? Tentang masa depan pula. Misal aja deh, sama ayah kita.

Bayangin betapa susahnya. Susah. Sesusah mengiyakan, lebih susah lagi mengatakan tidak. Walaupun pada akhirnya bisa bilang tidak, yang di dalam sana lebih nyesek. Bisa nggak ya, membuktikan kalau kita bisa benar?

No comments:

Post a Comment