Friday, February 1, 2013

...ceritanya



Kadang, saya kira, saya lebih menyukai dongeng anak-anak. Tentang bunga-bunga kuning yang membuat kita merasa di surga. Tentang gulali warna-warni yang membawa kita berselancar di atas pelangi. Segala tentang sesuatu yang berakhir bahagia.

Sejenak saya teringat Matilda. Yang telah saya lupa detail kisahnya, tapi saya bisa mengenang rasa lega ketika akhirnya ia bisa kembali menikmati hari-hari penuh tawanya.

Dan membaca novel terasa begitu melelahkan. Ada sesuatu yang terus berputar di atas sana, seperti perasaan seakan pernah merasakannya. Satu kalimat dengan tiga kata saja terasa seperti mengajak berangkat ke satu masa yang tak lagi terpikirkan sebelumnya.

Tapi kita menikmatinya. Menikmati rasa kantuk yang tertahan hingga detik terakhir bertemu kesal ketika mencapai halaman belakang. Lega karena tak ada lagi kisah yang menunggu untuk diselesaikan, sementara berbagai hal nyata menunggu untuk benar-benar diselesaikan. Perasaan tercerahkan. Atau sekedar puas ketika akhirnya tahu, bahkan mereka yang tak benar-benar hidup itu pun merasakan dukanya sendiri.

Bahagia, karena tak hanya kita yang merasa menderita. Bahagia, karena ternyata setiap manusia memiliki geraknya sendiri untuk menciptakan hidupnya sendiri. Melahirkan dirinya sendiri.

Bahkan merasa mengenal dan berkawan baik. Dan esok akan bercerita dengan kawan lainnya tentang kisah dia yang hanya hidup di dalam cerita. Menyesali tindakan-tindakannya. Mencoba mengerti jalan pikirnya. Ikut rumit dibuatnya. Dan diam-diam mengidolakannya dan ingin sepertinya.

Mungkin karena kita selalu penasaran akan halaman-halaman kita sendiri yang belum ada. Dan takut bertemu kata tamat.

No comments:

Post a Comment