Sunday, March 4, 2012

...a dreamer dreams, she never dies :)


“How many special people change?
How many lives are living strange?
Where were you while we were getting high?
Slowly walking down the hall…”
(Champagne Supernova – Oasis)


...siap nggak yah...


Harjok, Ajeng Dian, Saya, Shinta, Wida, Esfan, Arin, Amal, Yonanda (sebagian dari sekian dari seangkatan)


Satu teman saya bilang, “Koe ki nyat rak niat wisuda…”.

Saya nggak niat wisuda, katanya. Tentu saja saya niat, tentu saja saya senang. Ngapain saya tiga hari ngurus surat-surat wisuda, membayar pendaftaran wisuda, dan, membeli heels pertama saya sengaja untuk wisuda. Walapun saya sempat kepikiran untuk tidak usah wisuda sajalaaah…

Kalau perkara tanpa sanggul atau apalah, sebenernya itu harapan saya dari kapan tahun. “Seandainya wisuda itu tidak perlu pakai sanggul,” pikir saya dulu, dan ternyata boleh kok. Berhubung saya pengen potong rambut dari lama, yasudah, saya kira momen ini cukup tepat. Walaupun di satu waktu, teman yang lain juga bilang, “Kamu kurang wisuda karena nggak pakek sanggul.” Tapi saya merasa cukup dan sangat wisuda-wisuda aja tuh…

Begini, momen paling membahagiakan saya rasakan puncaknya ketika selesai ujian skripsi dan lulus. Ketika skripsi saya diapresiasi dengan baik dan saya merasa semuanya setimpal dan sepadan dengan banyak hal yang saya lakukan ketika kuliah, dengan berbagai hal yang saya dapatkan ketika kuliah dan banyak hal lain yang akhirnya saya pelajari atau menarik perhatian saya secara disiplin keilmuan, halah. Semacam, “Hei, man, saya selesai!”. Jadi, pada akhirnya, wisuda (bagi saya) menjadi semacam seremonial peresmian selesainya saya secara lebih mewah dan agak chaos.

Mungkin ini karena pikiran negatif saya atau apa, saya merasa wisuda (di kampus saya) agak ribet dan penuh. Berbeda dengan satu waktu saya mengikuti wisuda kakak saya di Undip yang terasa khidmat dan tenang, percaya, tidak ada acara macet atau mobil sulit keluar dari tempat parkir seperti yang dialami bapak saya. Tapi, sebenernya, wisuda ini adalah salah satu momen ketika, semua orang terlihat berbahagia, seperti halnya pernikahan. Itulah barangkali, Vicky, sahabat saya bilang, wisuda itu salah satu momen bersejarah dari satu step ke step lain, selain menikah.

Dan, kalau saya dibilang nggak niat, saya mungkin hanya menjawab dengan muka bingung. Karena, ya, seperti inilah macam wisuda yang saya inginkan. Dan, itu, tidak sedikitpun mengurangi keharuan saya ketika wisuda. Haru, bahagia yang entah kenapa, menyesakkan. Selain kenyataan bahwa, saya ternyata tidak bisa wisuda bersama beberapa kawan-kawan seangkatan terdekat dan seperjuangan ketika kuliah. Tidak ada Vicky, Syauqi, Lele, Nindya, Dini, Rani, ataupun Kenyo… ada semacam, seandainya bisa bareng mereka, sepertinya akan lebih sempurna (sambil doa: semoga saya bisa ada di acara wisuda mereka nanti seperti mereka ada di wisuda saya juga, amiiin….)

Nindya, Leila, Vicky, Handa, Syauqi, Zulfa, Julia, Tika, Agnes... :))
...emang deh, si Bundo yang satu ini...

Ketika masuk auditorium dan duduk, yang ada di pikiran saya adalah: ini beneran udah selesai Diyah, kamu mau ngapain sekarang?

Saya teringat ajakan magang yang masih saya pertimbangkan begitu lama (mungkin karena saya takut) dan saya curiga mbaknya yang sudah sangat berbaik hati itu jangan-jangan sudah lupa, saya teringat keinginan saya kenapa saya masuk komunikasi, saya ingat satu lowongan di salah satu majalah yang menjadi sebab kenapa saya belajar komunikasi, dan saya teringat bahwa saya masih harus menyelesaikan satu tanggungjawab di satu riset. Dan, walaupun saya tahu sebulan ini saya mau ngapain, tapi, saya kira ini adalah bukan sesuatu yang luar biasa…

Ketika melihat teman-teman lain yang berbahagia, ketika salah seorang kakak tingkat tidak mengenali saya, ketika kawan-kawan memberikan selamat dan memeluk saya, ketika mereka memberikan buketan bunga, ketika orangtua saya memeluk saya dan memberikan kalimat semacam doa entah nasihat entah apa itu, dan ketika mereka pulang dengan bagasi belakang penuh barang-barang saya. Oke, semakin jelas. Ini sudah selesai. Bukan hanya kuliah saya yang selesai, tapi, juga, barangkali, kebersamaan saya bersama mereka. Entahlah, saya curiga akan ada banyak hal yang berubah setelah ini…

Dan sampai sore, ketika membersihkan muka saya. Oke, selesai dan capek. “O, jadi cuma gini…”

Dan, ketika tanpa sengaja saya melihat status fb salah seorang kawan, hampir sama dengan ketika dia cerita secara langsung ke saya, kurang lebih: ketika ibunya pasti lebih bangga kalau dia wisuda daripada dia bekerja. Kawan saya itu, kami cukup sering ngobrol panjaaang, dia seorang anchor tv lokal, saya ingat benar dari semester awal, ketika dia bilang passion dia adalah sebagai news anchor ataupun reporter. Dan dia mendapatkannya ketika jadwal kuliah telah habis, karena beberapa hal, dia belum bisa wisuda bareng saya kemarin. Tapi, entah kenapa, kalau saya jadi dia, saya akan lebih bangga ketika saya wisuda dan saya telah berhasil melakukan sesuatu yang penting. Kurang lebih semacam itu.

Jadi intinya, ehm, tanpa mengurangi rasa bahagia dalam sebuah acara wisuda, wisuda itu hanya penegasan dari selesainya kita belajar di bangku kuliah. Itu...

Tapi, hei, di sisi lain, saya tahu yang paling membahagiakan dari wisuda itu apa, yaitu bagi orangtua saya (dan kita semua barangkali). Bagi mereka adalah selesainya satu tanggungjawab mereka untuk anak-anak mereka. Saya jadi ingat ketika saya ditanya setelah ini saya mau ngapain, lalu saya menceritakan rencana-rencana saya, lalu orangtua saya juga menceritakan rencana-rencana lanjutan bagi saya. Dan ternyata agak berbeda, dalam beberapa hal ada yang berbeda. Tapi, kali ini mereka menyerahkan semuanya ke saya. Ternyata benar, kata ibu saya jaman dulu, saya hanya perlu menyelesaikan belajar saya ini, dan setelahnya semua keputusan adalah milik saya.

Jadi, selanjutnya, maka wisuda bagi saya adalah ketika saya harus benar-benar bertanggungjawab pada diri saya sendiri. Dan, tentu saja, orang-orang terdekat di hidup saya.

Apapun, wisuda itu tetap membahagiakan, meskipun tanpa sanggul dan harus memakai high heels (kemarin itu wedges ding, dan kata Panji Pragiwaksono, perempuan yang memilih wedges daripada high heels, adalah perempuan yang pengen kelihatan cantik dan seksi tapi tidak mau sakit. Perempuan banci katanya. Hhaaa… ).

Yasudah, itu-itu saja… saya niat wisuda kok. Saya niat wisuda sejak pertama kali saya tahu saya diterima belajar komunikasi setelah sebelumnya sangat niat masuk komunikasi. Dan, setelah ini non? Tralalalaaaaa…

“A dreamer dreams, she never dies. Wipe that tear away now from your eye. Slowly walking down the hall, faster than a cannonball, where were you while we were getting high?

Someday you will find me, caught beneath the landslide, in a champagne supernova in the sky,
a champagne supernova…”



1) Alina dan Intan. 2) Nitamiar dan Kenyooo. 3) Nindya, Syauqi, dan Luluuu... *kaliaaan......:*
1) Julia, yang membuat wisuda saya luar biasa, 2) Syauqi yang buketnya jatuh pas di kereta, hhi... 3) Vicky dan semangat barunya... :* :*
...depan jurusan kawan... *dulu, kalau sudah frustasi dan pengen nangis karena skripsi atau menunggu pembimbing yg ternyata sudah pulang, saya akan turun dari kursi, duduk di lantai, selonjor, bersandar di tiang oranye dari kanan nomer dua, sambil minum/makan yoghurt rasa melon, lalu suasana berubah seperti di pantai :D Pernah juga di kursinya, sampai jam empatan saya dan beberapa kawan makan bakso bakar dan kepedasan, setelah menunggu dosen dari pagiiii... :D

...bahagia diantara kalian... (sebagian dari sekian dari kompi)
*semua foto dari Nana Maulana Surya TUTUTUUUU, di folder saya masih banyak foto lainnya. Terimakasih Naa.... :) :) :)

5 comments:

  1. pertama Congratulation buat wisudanya.
    wisuda memang salah satu fase bersejarah dalam kehidupan. gud luck buat kehidupan setelah wisuda. semoga selalu mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam kehidupan ini. Amin.

    kedua, foto2nya keren nih. apalagi foto pertama yg nengok ke belakang itu. EPIC banget!!
    trus aku juga heran, ternyata gak sanggulan itu boleh juga tho. aku kira kalo cewek wajib sanggulan gt. hehe

    ketiga, kayaknya penggemar Oasis ya?? kok quotationnya dari Oasis terus. hehe.. tp keren kok.

    ReplyDelete
  2. terimakasih mas Pondraaaa... gud luck juga buat kamuuuu... :) semoga besok juni ak bisa ngelihat kamu pakek toga dan tanpa sanggul tentunya.. :p (e, sebenernya g ada kok aturan resmi untuk berkebaya, berkain dan bersanggul. walaupun itu dismpaikan pas gladibersih, hhhi. tapi, ehm, berhubung rambutku udah pendek banget, jd yasudahlah, nggak usah bersanggul saja...hhhi,*di kampus lain boleh kok..)

    iya, fotonya bagus. ak juga paling suka foto-foto nggak siap dan candid-nya... hhe, e, ada fotomu juga loooh...

    quote ini, karena aku suka bagian, "a dreamer dreams, she never dies.." she-nya buat akuuuuu...hhe,,
    E, tapi ni lagu (champagne supernova) emang bagus kok, nggak kalah sama wonderwall.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin..
      ya iya donk, masak aku pake sanggul. heheh
      hmm.. ato jangan2 potong pendek itu biar gak sanggulan ya?? hehe

      yup, foto candid memang bagus. jadi terkesan EPIC gt. mungkin klo dijadiin sampul album keren tuh fotonya. hhe
      wah ada fotoku juga tho?? oo.. yg dulu foto bareng itu kok ya..

      yup, Morning Glory memang album yg bagus. ada Wonderwall sama Champagne Supernova. ngomong2 coba deh dengerin Champagne Supernova yg dicover ma Matt Pond PA. band indie asal US. lagunya jd terkesan indie banget. ya meski gak beda jauh coverannya.

      Delete
  3. sensi ama gue ato gimana nih?? jelas ada gue di foto dan nama gue nggak disebut. atuuuuuunnnn!!!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, ini, kelupa berati, maaf yah juph, udah aku edit tuh... :))

      hhaaa, but, hei, kenapa harus sinis dong? bisa jadi karena lupa loh... hmmm...

      Delete