Friday, January 20, 2012

...break on through


Boleh saya bilang, ini adalah salah satu episode favorit saya dari menyaksikan serial Grey’s Anatomy. Loose or keep. Keep to loosing. Loose to keeping.

Jadi, di episode itu ada pasien sudah lanjut usia yang harus, ehm, lebih baik dia meninggal (what?). Apa yah, jadi, ada satu masa ketika seseorang berada pada fase DNR, ‘do not resucity’, dan hanya perlu dibiarkan meninggal. Dan, satu pasien lagi, seorang perempuan 16 tahun yang mengidap tumor dan tengah mengandung, serta berencana untuk menggugurkan kandungannya dan mengangkat tumornya. Sebenernya si anak ingin menjaganya, tapi ibunya menghendaki untuk semacam aborsi, alasannya, ya, si anak masih terlalu muda untuk memiliki anak dan lebih baik mengangkat tumornya. “She has life,” kata ibunya.

Who has life?

Grey, yang menjaga si nenek, justru berusaha untuk menjaga si nenek itu untuk terus hidup. Waktu si nenek kolaps, dia menyelamatkannya. Sebelum dia ditegur oleh kawan-kawan si nenek, karena, mereka lebih menghendaki untuk melihat kawan mereka meninggal. “Let her get her grace”, kata teman-teman dan keluarganya. Otomatis Grey bingung dan tidak mengerti, dia seorang dokter, dan dia merasa, kewajiban dia adalah berusaha untuk menyelamatkan nyawa orang. Hingga akhirnya dia mengikuti prosedural itu, ya, dia mencopot semua mesin-mesin, dan dengan dramatis menunggu si nenek menghembuskan nafas terakhirnya.

Izzie, dia menjaga si anak. Pada satu malam dia melihat si anak, Cheyenne, sedang membacakan naskah drama Shakespeare. Jadi dia semacam memikirkan bayi dalam kandungannya. Kemudian Izzie bercerita tentang, harus terus berfikir positif, bahwa dia dan bayinya akan baik-baik saja. Tentang menjaga bayinya nanti. Ternyata Izzie juga pernah mengandung ketika berusia 16-an. “I’m her mother, but I’m not her mom.” Lalu Cheyenne berniat untuk menjaga bayinya. Melahirkannya.

Ya. Ada beberapa hal yang harus kita pertahankan dan kita lepaskan. Mungkin agak sulit ketika harus melihat seseorang meninggalkan kita, dia meninggal di depan mata kita, padahal bisa saja kita menyelamatkannya. Atau kita harus menjaga sesuatu yang kita cintai, yang kita yakin, kita akan lebih baik dengan adanya hal tersebut ada di hidup kita, meskipun mungkin akan sulit.

Ketika si nenek meninggal, ada satu kawannya yang bilang, “Yah, she die. But she lives in our mind. Everyone will.” Atau ketika Izzie meyakinkan ibu Cheyyene, ketika ibunya marah, karena Cheyyene akhirnya memilih untuk tetap mempertahankan bayinya, “She’s smart, she’s young, she’s thoughtfully, and she can have more”. Grey menangis setelahnya, Izzie juga menangis setelahnya. But they do their best.

Hal yang membuat saya merasa ini luar biasa adalah. Hei, banyak hal akan terjadi dan itu tanpa batas. No lines over there. Nothings have to break. We just go through with it. Mungkin kita akan mengejar sesuatu yang kita inginkan, memilikinya, karena kita berhak memilikinya, tapi, kadang, kita hanya harus merelakan jika sesuatu itu bukan milik kita lagi, karena kita akan memiliki hal lain lagi, nanti. Let that live in our mind and we can have more.

No comments:

Post a Comment