Di
sana, ada perempuan yang selalu menghapus kembali warna merah dari bibirnya
setelah dengan sumringah mengoleskan lipstik berwarna merah nomor empat belas.
“Warna
merahnya hanya untuk dia seorang saja.”
Perempuan
itu mulai mengoceh sendiri seperti gila. Ia melakukannya sejak kekasihnya
meninggalkannya sebelas bulan lalu. O, bukan, ia melakukannya sejak kekasihnya diam
membeku diantara kecelakaan kopaja di hari seharusnya mereka bertemu. Mengunjungi
pantai dikala senja dan ia akan mendapatkan ciuman pertamanya.
“Dia
tak bisa bangun lagi.” Kata seorang perawat berwajah galak dari satu rumah
sakit negeri dengan bangunan masa Belanda yang tak lagi terawat.
Ia
menyukai warna lipstiknya. Dibeli dengan harga diskon di swalayan tempatnya
bekerja. Mereknya Viva.
jujur, postingan ini membuatku bertanya2..
ReplyDeletekisah pemilik blog ini kah??
bukan lah mas...:) hanya imajinasi biar ngepasin rimanya... hhhi...
ReplyDeletetapi kalo yg suka ngehapus lipstik lagi, iya si. motongnya dari situ. kalau di sastra apa si itu istilahnya? jadi biasanya ada potongan kisah hidup yang sebenernya...?
syukur deh. soalnya kisahnya tragis nih. untung aja bukan kisah beneran. :)
ReplyDeleteberarti penggalan dari kisah nyata yang akhirnya dimasukan ke dalam cerita ya.. hmmm.. memang penulis sejati nih Diyah. haha
iya, kayaknya sedih yah. bayangin, meninggal karena kecelakaan kopaja. hhhi...
ReplyDeletelalu lintas jakarta emang semerawut parah soalnya. apalagi kalau naik kopaja, pernah beberapa kali, penuh dan ugal-ugalan g jelas, bikin deg2an kalo sampe tabrakan. :)
haha.. bener banget nih..
ReplyDeleteagak tragis juga. masak meninggal karena kecelakaan kopaja.
karena kecelakaan balap F1 ato GP kek. kan lebih keren. wkwkw
yup, lalu lintas sana dah semrawut..
tp setidaknya, angkutan di sana itu gampang banget munculnya. jadi nunggu bentar aja pasti dah dapat angkutan umum. ya meski terkadang tidak nyaman juga sih. haha
hhha, kematian g tragis itu yang pake senyum kayaknya... :)
ReplyDeleteiya, banyak, kalo yang g nyaman. yang nyaman, emmm, taxi agak mahal. busway, juga g terlalu nyaman, tapi cukup nyamanlah karena ada ac-nya, walaupun antrinya juga mengerikan... hhhi...
dan, naik kendaraan sendiri pun, sama mengerikannya... hhi,
justru itu seninya hidup di jkt. :)