Naira
menatap hamparan luas di depannya. Mata bulatnya berkaca-kaca, menatap awas
semua gerakan di sekelilingnya. Rambut ikalnya terseret bersama hembusan pelan
angin selatan. Mengurai dari kumpulan ikatan kencang karet berwarna biru
terang, tergantung seperti pucuk-pucuk daun berpegang pada tangkai kecil
kecokelatan.
Ia
diam tak bergerak. Seperti tersihir ke dunia di mana hanya ada ia. Sore itu,
memang hanya ada dia dan keajaiban kecil di kepalanya. Desir hangat menggulung
hingga ke dasar hatinya. Membuatnya tak membutuhkan siapa-siapa untuk merasakan
keindahan di depan matanya.
Kecuali
pemilik tangan besar dan sedikit kasar di pergelangan tangan kanannya. Tangan
itu terus menggenggam erat. Hingga ia sampai pada rasa takjub tak
terdefinisikan dengan kalimat-kalimat panjang dari sekolahan ketika pelajaran
mengarang.
“Apa
ini surga?” tanya Naira terbata.
Pemilik
tangan itu bergeming. Kepalanya bolak-balik antara menatap wajah Naira di
sebelah kirinya dan pandangan lurus di depannya. Mengagumi raut takjub dan
tulus seperti malaikat di buku dongeng Romawi. Tanpa dosa, tanpa prasangka,
jujur apa adanya. Setelah empat kali menatap Naira dan menangkap sinarnya, ia
memilih menatap lurus saja. Mencoba mencari apa temuan Naira.
Ia
diam. Menghela nafas perlahan. Menutup matanya pelan-pelan. Semua indranya
menangkap tanpa tertahan.
Tak
ada kalimat keluar sama sekali selama sepersekian detik.
“Apa
ini surga Papa?” Naira bertanya sekali lagi.
“Bukan
sayang…” Papanya menjawab hangat. Memberi kerlingan tanda mengajak Naira
berlari menyambut ombak.
“Surga
itu seperti apa Papa? Apa lebih indah?” Naira bertanya sekali lagi, diantara
lari-lari kecilnya.
“Mungkin.
Dan pastinya, di sana ada mama.”
Ombak
kecil menyambut genggaman tangan mereka. Naira dan ayahnya balas menyambut dengan
tawa.
Nb:
Banda
Naira. Merupakan pulau utama di gugusan Kepulauan Banda, Maluku. Beberapa hari
kemarin saya mendapat video preview sebuah perjalanan petualangan ke sana. Saya
percaya surga akan lebih indah dari itu. Tapi hei, apakah ada yang pernah ke surga
dan kembali untuk menceritakannya? Hm, tapi Banda Naira ini benar-benar membuat
jatuh hati dan berucap pelan di dalam hati: saya nanti akan menceritakan
keindahannya.
Lalu saya teringat sebuah foto indah salah seorang teman yang pernah saya lihat . Meski bukan di Naira, foto itu benar-benar membuat saya seperti melihat keindahan yang sama ketika pertama kali melihatnya, satu tahunan lalu.
No comments:
Post a Comment