Cinta itu
selalu indah dengan caranya sendiri. Bahkan bagi orang yang hanya sekedar
melihat atau mendengar.
Pagi tadi,
saya melihat cinta yang begitu sederhana. Seorang laki-laki dan perempuan turun
dari metromini dan lalu jalan bergandengan.
Saya cukup
familiar dengan si perempuan. Meski tak kenal, tapi dia bekerja di ruangan
dekat ruangan saya. Saya cukup sering melihatnya ketika saya mondar-madir
ataupun ketika dia ke sana ke mari. Mereka bergandengan seperti layaknya
bangsawan Inggris bersiap memasuki lantai dansa. Sambil sesekali tertawa dan
terus saling bicara. Si laki-laki cukup tinggi jika dibanding sang perempuan.
Mereka terus berjalan melewati jalan menuju kantor. Saya tetap dibelakangnya.
Melihat dengan perasaan, yang entah kenapa, bahagia.
Saya kira
mereka satu kantor. Barangkali si laki-laki di bagian redaksi dan si perempuan
di bagian kreatif pada harian yang satu grup dengan tempat saya bekerja. Tapi
ternyata tidak. Sesampainya di dekat pos satpam, saya berpapasan dengan si
laki-laki tadi. Mereka berpisah. Sayangnya saya tidak tahu bagaimana mereka
melakukan ritual perpisahan, karena terhalang mobil yang masuk di saat
bersamaan.
Apakah
mereka melakukannya setiap hari?
Kita selalu
berkhayal dan berharap, atau saya tepatnya, tentang pangeran berkuda putih atau
kalau jaman sekarang adalah pria berkendaraan ter-oke. Mengantar kita tanpa
perlu kepanasan dan kaki pegal karena harus berjalan. Tentu saya tidak tahu,
barangkali sebenarnya mereka biasa bermobil, tapi pagi tadi mereka ingin mencoba
naik metromoni mungkin. Atau bisa saja tadi itu adalah sang kakak yang ingin
mengantar adik yang lama tak dijumpainya. Tapi saya percaya mereka pasangan.
Atau bisa jadi, tadi itu saat terakhir mereka bisa bersama hari ini, karena si
pria harus ke luar kota, bisa jadi. Tapi sudahlah... Semua dugaan mungkin
terjadi.Tapi bagi saya, pemandangan tadi pagi terlalu manis untuk dilupakan
tanpa dituliskan di sini.
Saya yakin,
perempuan berkaca mata dari ruang sebelah itu sangat bahagia pagi tadi.
Kedua, saat
menjelang malam. Saya tak sengaja mendengar salah satu produser dan senior di
ruangan ketika menelepon istrinya yang tengah hamil. Orang bilang, pria beristri
itu mempesona, mungkin sebenarnya yang mempesona adalah bagaimana cara dia
menunjukan cintanya pada sang istri.
Saya sedang
review hasil shooting munggu kemarin. Mereka-reka copy mana saja yang akan saya
ganti untuk menyesuaikan mood yang tersusun, sembari sang produser dan manager
memilih hasil akhir gambar. Itulah ketika produser yang juga calon bapak itu
menelepon istrinya.
Pagi sampai
siang tadi ia shooting. Saya sempat membantu sebentar sebelum kembali ke
ruangan untuk mengerjakan pekerjaan lain. Untung shootingnya tidak terlalu
berat, jadi menjelang sore tim sudah kembali ke kantor.
Nah, ini
ketika si produser ini menelepon istrinya yang usia kandungannya sudah masuk
bulan kesembilan. Tanggal kelahirannya sekitar minggu depan. Kami seruangan
juga sering mananyakan prihal kelahirannya. Awalnya saya tida begitu
memperhatikan karena sedang konsentrasi melihat monitor dan gambar
berulang-ulang. Tanpa bermaksud menguping, saya mendengar produser yang berdiri
tidak jauh dari saya itu kalau tidak salah bertanya "Sudah makan berapa
kali?" Dan kemudian kalimat "Wih, banyak bener."
Saya tidak
medengar kalimat selanjutnya dengan lebih jelas lagi. Tapi mendengar dua
kalimat itu saja sudah bikin saya pengen tertawa. Bahagia tentunya. Apalagi
dengan nada suara yang tak kalah bahagia dari si calon bapak ini.
Semacam,
sepertinya capek karena shooting sesiangan terbalas sudah. Terganti dengan rasa
bahagia tentang kabar si istri yang siap melahirkan putra pertama mereka nanti.
Tak ada salahnya dia bekerja keras hari ini.
Semacam itu.
Saya tahu
ada perjalanan panjang untuk kabahagiaan semacam itu. Semacam ketenangan.
Ketenangan yang saya lihat di wajah tiga orang yang saya tulis tadi. Dan saya
ikut senyum bahagia.
Mungkin kita
tak perlu bersusah payah memikirkan tentang, berapa jumlah mobil yang harus
dikurangi agar mengurangi polusi dan berapa bus yang harus ditambah? Tapi mulai
berfikir tentang, berapa orang bahagia saat ini? Pencarian jawaban untuk
pertanyaan kedua akan lebih sulit dipastikan. Tapi mudah didapatkan.
Bahkan, saya
saja yang tidak melakukan apa-apa bisa turut bahagia. Itu artinya begitu banya
kebahagiaan yang ada di bumi ini.
Dan saya
percaya, setiap orang akan mendapatkannya. Kebahagiaan itu.
No comments:
Post a Comment