Satu
hal yang baru saya sadari beberapa tahun belakangan ini adalah: tangan saya tak
bisa diam.
Itu
juga karena seorang kawan, dari mbak-mbak kost saya, yang hingga kini saya
anggap seperti kakak-kakak sendiri mengatakannya tanpa sengaja. “Atun tangannya
kalau gue kasih kayu udah jadi kursi kali yah?”
Waktu
itu kami sedang makan malam rame-rame di sebuah warung bebek goreng, yang
sekarang begitu saya rindukan. Saya rindu bebeeeek. Karena saya merasa agak out
of space, karena saya baru di lingkungan mereka, dan saya bingung harus ngomong
apa, saya meremas-remas tisu agak banyak. Jiwa awalnya saya pikir itu tangan
saya tak bisa diam ketika saya kehabisan ide, kemudian saya tahu kalau tangan
saya memang tak bisa diam. Terutama berkaitan dengan kertas dan tisu dan alat
tulis dan plastikdan kain dan semuanya.
Tapi
kebanyakan memang ketika saya kehabisan ide. Dulu mungkin saya melampiaskannya
dengan membuat status facebook dan twit sebanyak mungkin, sepertinya. Tapi
akhirnya bosan sendiri. Jadi bayangkan, saya ternyata bikin status di jejaring
sosial ketika kehabisan ide. Tidakkah itu mengerikan? Atau malah menyenangkan?
Tapi,
hal yang paling sering yang saya lakukan adalah menggambar dan membuat
bundaran-bundaran ruwet menjadi apa saja yang mungkin. Entahlah apa itu
maksudnya.
Dan
jika berhubungan dengan pelajaran atau sekarang berarti pekerjaan, saya akan
membuat bagan-bagan dari kata-kata yang mungkin ada. Saya tak pernah
benar-benar hafal dengan apa yang harusnya saya hafal. Sejak dulu. Itulah
mungkin kenapa saya selalu menjawab bertele-tele pertanyaan yang seharusnya
bisa dijawab singkat di lembar ulangan. Saya lupa pada apa yang seharusnya saya
hafal, saya hanya ingat kata-kata kuncinya, saya harus membuat guru saya tetap
mendapatkan poin yang saya maksud, makanya saya menjelaskannya dengan panjang.
Termasuk ketika menulis, mungkin. Saya selalu kehilangan fokus tulisan saya,
dan menjelaskannya panjang lebar, sampai orang bosan membacanya.
Beruntung,
sangat beruntung, saya kini harus membuat penjelasan-penejelasan panjang
menjadi kalimat-kalimat pendek. Disertai penjelasan panjang lagi, pada saat
presentasi dan pitching. Saya jadi harus belajar lebih fokus.
Dan
untuk menjadi fokus, saya tetap perlu bulatan-bulatan ini. Oh, tidak.
Hhhaa….
menjadi bunga |
menjadi tangan kiri saya dan kincir plastik di meja |
kadang-kadang: melihat case study copywriter seniorrr banget dan pengen bikin project seperti mereka, idealis tapi juga komunikatif. |
No comments:
Post a Comment