Like an old fashioned and classical mid-19th
century architecture, The Immanuel Church Jakarta still has its genuine looks.
Strong, old, and wise. The church live with its solemnity. It seems on all of
the the concentric circle around the building; the chairs, the balcony, the
stairs, and the pillars.
God loves art. I know.
No, no, people do.
|
"Look...!" |
|
"Run, baby, run..." |
|
The Half Circle Wood |
|
The Piano |
|
The Old Door |
|
"Handle it!" |
|
The Couple |
|
Mid |
|
For The Padre |
|
Adaptations (The Cables) |
|
Rounded Bench - Right |
|
Rounded Bench - Left |
|
"Lets Pray..."
|
|
The Contentric |
|
The Facade |
|
The Stairs (edited on Path) |
|
"Hello Blue..." |
__________________
Disclaimer
Alasan pribadinya: Em, saya bosen juga loh kalo harus di
ruangan terus. Saya lebih seneng kesasar di sebuah daerah antah berantah di
Jakarta Selatan daripada ketiduran di meja abis makan siang. Ya, meskipun waktu
kesasar itu super ketakutan sih, meski sebenernya dengan naik angkot yang sama
bisa sampe kostan lagi sih. Jadi kadang kalo ada kesempatan keluar kantor,
meski harus ketemu macet, saya seneng banget. Macam ketika kecil dulu, waktu dikasih
permen sama si Uwa padahal gigi udah abis semua.
Alasan nggak pribadinya: Bantu ngecekin continuity frame per
frame. Belajar nge-direct. Bang Aso, si produser juga kekurangan anggota tim.
Hasilnya: Ketika saya kecil, kata temen-temen segeng waktu
SD, oia, saya sekolahnya Madrasah ding, jadi ya, katanya, kalau orang muslim ke
Gereja itu dosa. Dan, bukankah kita semua tahu, kalau dosa itu kita bakal masuk
neraka. Dan, bukankah anak umur sepuluh tahun yang sekolah di Madrasah pasti
takut banget masuk neraka. Karena, kalau masuk neraka, ntar kita nggak bisa
nyelametin kedua orang tua kita, kalau ternyata mereka yang masuk neraka. Dan lalu
kamu tumbuh besar, dan lalu kamu mulai curiga, kalau kamu sendiri pun
sepertinya akan masuk neraka. Tapi, tentu saja, kamu beranjak besar dan mungkin
mulai berfikir bahwa, dalam beberapa hal, tak selamanya yang dulu kita anggap
keliru itu benar-benar salah. Termasuk yang kita anggap benar, itu selamanya
benar. Dan, di sanalah saya berada di salah satu bangunan rumah ibadah umat
Nasrani berumur kurang lebih 173 tahun di pusat Jakarta. Gereja Immanuel
Jakarta. Untuk pengambilan gambar promo image natal dan tahun baru tempat saya
bekerja. Harusnya hari itu saya tinggal di ruangan untuk mengerjakan beberapa
copy. Tapi saya tinggal. Alasannya, sudah saya kemukakan di atas.
No comments:
Post a Comment